.jpeg)
Pada tanggal 6 Desember 2018 , bertempat di Hotel Grand Sahid Jakarta diadakan Seminar Pemakaian B-20 di Industri Pertambangan oleh Majalah Tambang bekerjasama dengan ASPINDO.
Pada awalnya acara ini direncanakan di buka oleh Bapak Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, akan tetapi karena beliau berhalangan hadir maka acara di buka oleh Ibu Andriah Feby Misna (Direktur Bioenergi Direktorat Bioenergi) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Dalam paparannya Ibu Andriah Feby Misna menekankan tentang Prioritas Pengembangan Energi Nasional sebagai berikut :
- Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan;
- Meminimalkan penggunaan minyak bumi;
- Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru;
- Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional;
- Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir
Selanjutnya Ibu Andriah Feby Misna menjelaskan tentang Tujuan Program Mandatori Biofuel sebagai berikut :
- Mengurangi emisi GRK;
- Kemandirian energi;
- Stabilisasi harga CPO;
- Hilirisasi Industri Sawit;
- Memenuhi Target 23% EBT pada tahun 2025;
- Mengurangi Impor BBM;
- Memperbaiki defisit neraca perdagangan;
- Menghemat devisa
Acara dilanjutkan dengan sesi Panelis dengan menghadirkan beberapa Panelis yaitu Gema (Pertamina), Abdul Rochim(Tim Teknis Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)) dan Bambang Tjahjono (Direktur Eksekutif ASPINDO) dengan moderator Budi Santoso.
Panelis dari Pertamina(Gema) menjelaskan tentang perkembangan kesiapan Pertamina dalam mendukung mandatori B20 dimana secara umum Pertamina telah siap untuk mendukung pelaksanaan mandatori B20 di seluruh Indonesia dengan mempersiapkan semua infrastruktur yang ada. Panelis kedua Abdul Rochim (Tim Teknis EBTKE) menjelaskan tentang beberapa panduan penggunaan B20 termasuk menjelaskan kharakteristik B20, dimana menurut beliau sebenarnya B20 bersifat membantu membersihkan semua kotoran yang ada di mesin, sehingga akan terbentuk endapan di filter, akan tetapi bila mesin sudah bersih maka akan endapan yang terbentuk akan semakin sedikit.
Panelis ketiga Bambang Tjahjono (ASPINDO) menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan biodiesel. Lebih lanjut Bambang Tjahjono menyampaikan beberapa permasalahan dalam penerapan B20 antara lain : tentang mekanisme penyimpanan, keterlambatan pasokan, subsidi selisih harga yang belum terealisasi dan beberapa hal lainnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan akhirnya ditutup dengan penyampaian akhir dari Ibu Andriah Feby Misna (Direktur Bioenergi Direktorat Bioenergi) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).