
Direktur Eksekutif APBI-ICMA hadir sebagai speaker di acara “2018 China Import Coal Seminar” yang diselenggarakan oleh China International Coal Trade Commission (CICTC) tanggal 6-7 Desember 2018. Acara diselenggarakan di Shangri-La Hotel Qinhuangdao, salah satu kota pelabuhan pengapalan batubara terpenting di China. Acara Seminar tersebut merupakan yang kedua kalinya diadakan oleh CICTC yang juga sebagai tindak lanjut komitmen China untuk mendorong impor seperti yang dipresentasikan dalam acara “China Import Conference & Exhibition” di ShangHai tanggal 6-7 Nopember 2018. Keikutsertaan APBI di acara China Import Coal Seminar di Qinhuangdao merupakan tindak lanjut dari pembicaraan antara Ketua APBI-ICMA Pandu Sjahrir dengan pimpinan dari CICTC pada saat acara China Import Exhibition di Shanghai.
Acara “2018 China Import Coal Seminar” dihadiri sekitar 200 orang peserta umumnya dari berbagai kota di China yang antusias untuk mendengarkan perkembangan industri batubara China. Di acara sesi impor, selain wakil dari APBI, hadir juga pembicara dari Yan Coal Australia dan pihak IHS Markit yang dalam hal ini diwakili oleh director mereka John Howland. Dalam paparan yang durasinya 30 menit, Direktur Eksekutif APBI-ICMA menyampaikan outlook sektor batubara Indonesia dimana sekitar lebih dari 80 persen dari produksi nasional di ekspor. Selama beberapa tahun terakhir ini China masih menjadi tujuan ekspor terbesar batubara Indonesia dimana di tahun 2017 diperkirakan sekitar 114 juta ton. China merupakan importir batubara Indonesia terbesar dimana sebagian besar adalah batubara dengan kualitas menengah dan kalori rendah.
Meski China masih menjadi pasar ekspor batubara terbesar Indonesia namun para eksportir mencemaskan ketidakpastian kebijakan impor batubara di China. Sebagaimana diketahui, merosotnya harga batubara terutama untuk kalori menengah dan rendah disebabkan sebagian besar oleh berkurangnya impor dari China. Instruksi dari otoritas pelabuhan di China yang membatasi impor batubara di beberapa pelabuhan penting menyebabkan harga batubara merosot cukup tajam. Oleh karena itu APBI-ICMA mengharapkan dukungan dari pemerintah China untuk dapat memprioritaskan impor batubara dari Indonesia mengingat Indonesia selama ini menjadi eksportir batubara terpenting buat China. Selain itu APBI-ICMA juga menyampaikan bahwa opsi penggunaan mata uang RMB untuk perdagangan batubara Indonesia - China dapat dipertimbangkan. Delegasi dari pihak CICTC berencana akan berkunjung ke Indonesia di 2019 untuk mempererat kerjasama dengan APBI-ICMA guna mendorong perdagangan batubara kedua negara.