Halal Bil Halal & Sosialisasi Kebijakan Bank Indonesia (1 Juli 2019)

APBI memenuhi undangan dari Halal bil halal (HBH) & Sosialisasi Kebijakan Bank Indonesia dalam hal ini Deputy Senior Gubernur BI Mirza Adityawarman. APBI merupakan salah satu dari beberapa asosiasi yang diundang oleh BI, seperti antara lain Gapki (kelapa sawit), Asosiasi Makanan & Minuman, Asosiasi Eksportir Karet, Gabungan Importir Seluruh Indonesia (GINSI), dll. Maksud dan tujuan utama dari acara tersebut adalah menjalin tali silaturahim pimpinan BI dengan pelaku usaha serta sosialisasi situasi perekonomian keuangan nasional. Selain itu, acara tersebut juga merupakan sosialisasi kebijakan perekonomian yang disusun oleh tim Kelompok Kerja (Pokja)-III yang antara lain diketuai oleh Mirza Adityawarman yang telah dituangkan oleh Presiden RI dalam 16 Paket Kebijakan Perekonomian Nasional.

Dalam paparan yang dibawakan oleh Deputy Senior Gubernur BI, perdagangan dunia dan harga komoditas sedang melambat. Pertumbuhan ekonomi nasional dibawah prediksi yang diakibatkan oleh pelemahan ekonomi global yang berkepanjangan dan diperburuk oleh tensi perdagangan (trade war) oleh Amerika Serikat dan Tiongkok dua negara ekonomi terbesar dunia. Trend investasi juga melambat, sementara kinerja ekspor an impor menurun. Pelambatan pertumbuhan juga terjadi secara spasial di beberapa wilayah di tanah air, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Neraca pembayaran Indonesia (NPI) dilaporkan surplus sehingga menopang stabilitas eksternal. Namun defisit transaksi berjalan semakin melebar. Namun demikian, ekonomi Indonesia berpeluang meningkat seiring dengan perbaikan iklim investasi di 2019 meskipun peringkat Indonesia di dalam “ease of doing business” di 2018 menurun.

Tantangan Indonesia kedepan semakin berat, hal ini karena “current account balance” Indonesia yang negatif (1.73) dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan bahkan Vietnam yang “current account balance” nya mencatatkan hasil yang positif. Salah satu upaya yang sedang digalakkan adalah mendorong sektor ekspor manufaktur dan pariwisata, yaitu barang produk manufaktur dan jasa pariwisata. Di sisi lain, hilirisasi (downstream) masih menjadi tantangan perekonomian Indonesia. Selain itu permasalah pengupahan masih menjadi hambatan besar yang dirasakan oleh dunia usaha. Namun demikian, Indonesia dapat memanfaatkan peluang dari perang dagang untuk menarik (relokasi) investasi Tiongkok dan AS.

Dalam kesempatan itu, Mirza Adityawarman menegaskan peran strategi Pokja III dalam akselerasi ekonomi Indonesia kedepan. Untuk itu perlu penguatan fungsi serta reformasi struktural Pokja III. Dukkungan dari pelaku usaha juga penting untuk terus tidak henti memberikan hasil yang terbaik. Di akhir acara, Mirza Adityawarman juga berpamitan karena dalam waktu dekat ini akan berakhir masa jabatannya sebagai Deputy Senior Gubernur BI. Saat ini Destri Damayanti merupakan calon tunggal yang diajukan oleh pemerintah ke DPR yang prosesnya melalui tahapan “fit & proper” test.

 

Related Regular News: