
PT Indo Tambang Raya Megah Tbk (ITMG) tetap mempertahankan target volume penjualan batu bara sebanyak 22 juta ton hingga akhir 2020, meski ekonomi dunia masih melambat. Target tersebut didukung atas telah diperolehnya 87% kontrak penjualan dari target yang dipatok perseroan. Direktur Utama Indo Tambang Raya Megah Mulianto mengatakan, pandemi Covid-19 menimbulkan perlambatan ekonomi global dan menekan arus perdagangan, baik domestik dan internasional, sehingga berimbas terhadap kinerja keuangan perseroan. Kendati demikian perseroan optimistis masih dapat mengejar target volume penjualan batu bara yang telah dipatok sejak awal tahun. “Perusahaan optimistis akan mencapai target volume penjualan 22 juta ton batu bara tahun ini.
Meskipun pencapaian hingga semester I-2020 baru mencapai 11,1 juta ton,” jelas Mulianto dalam keterangan resminya yang diterima Investor Daily di Jakarta. Memasuki paruh kedua tahun ini, dia mengatakan, perseroan telah mendapatkan 87% kontrak penjualan dari seluruh target volume penjualan tahun ini.
Sebanyak 67% harga jualnya telah ditetapkan dan 20% mengacu pada indeks harga batu bara. Pihaknya juga optimistis permintaan batu bara cenderung membaik dan diharapkan berimbas terhadap rata-rata harga jual pada paruh kedua tahun ini. Ekspektasi ini didukung mulai pulihnya ekonomi Tiongkok. Sedangkan sepanjang semester I-2020, rata-rata harga jual batu bara perseroan turun ke level US$ 55,8 per ton, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 68,8 per ton. Mulianto menambahkan, pihaknya akan terus menjaga aktivitas operasional tanpa gangguan, menerapkan kendali biaya, dan belanja modal dengan disiplin, guna menopang kinerja tahun ini. “Kami juga akan terus menjaga posisi kas yang kuat melalui penerapan strategi manajemen kas yang efektif dan efisien, sehingga perseroan memiliki dana yang cukup untuk ekspansi secara organik dan pembayaran dividen secara berkala,” katanya.
Hingga semester I-2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 652,62 juta terkoreksi 26,89% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 892,70 juta. Laba bersih turun dalam hingga 57,80% menjadi US$ 29,88 juta, dibandingkan semester I-2019 senilai US$ 70,82 juta. “Hal tersebut akibat penurunan harga jual rata-rata batu bara membuat laba bersih menyusut dan menggerus pendapatan bersih,” ujar Mulianto. Indo Tambang Raya Megah telah menjual 11,1 juta ton batu bara sepanjang semester I-2020. Secara rinci, penjualan tersebut diekspor ke Tiongkok sebanyak 3,2 juta ton, Jepang sejumlah 2,6 juta ton, Filipina sebesar 0,8 juta ton, dan Thailand sebanyak 0,7 juta ton), sedangkan untuk kebutuhan domestik sebanyak 1,9 juta ton dan sisanya untuk negara negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.
Sedangkan volume produksi batu bara perseroan ditargetkan mencapai 19-20,1 juta ton tahun ini. Perseroan telah memproduksi 8,9 juta ton batu bara pada paruh pertama tahun 2020. Sampai dengan akhir Juni 2020, total aktiva perseroan bernilai US$ 1.229 juta dengan ekuitas US$ 862 juta. Perusahaan memiliki posisi kas dan setara kas yang kuat sebesar US$ 208 juta tanpa hutang.