Bumi Resources Akan Genjot Penjualan Batu Bara ke Cina, Ini Sebabnya

Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1471756/bumi-resources-akan-genjot-penjualan-batu-bara-ke-cina-ini-sebabnya

 

PT Bumi Resources Tbk., akan menggenjot penjualan batu bara ke Cina seiring dengan peningkatan permintaan dari Negeri Tirai Bambu itu.

Direktur sekaligus Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan langkah tersebut diambil merespons permintaan Cina yang saat ini tengah naik cukup kuat. Hal ini menjadi momentum bagi perseroan untuk mendorong penjualan ke pasar itu.

“Kami mengejar bisnis dari pasar tradisional kami, Cina penting bagi kami dan kami akan berusaha memaksimalkan produksi sejauh yang kami bisa,” ujar Srivastava, Jumat, 11 Juni 2021.

Emiten batu bara yang merupakan bagian dari grup Bakrie dengan kode saham BUMI itu mematok volume produksi pada tahun ini sebesar 85-90 juta ton. Angka ini lebih tinggi daripada estimasi realisasi produksi 2020 sebesar 82 juta ton.

Volume produksi BUMI tahun ini juga merupakan volume tertinggi perseroan. Di sisi lain, upaya memaksimalkan penjualan ke Cina itu sejalan dengan tren kenaikan harga batu bara global sehingga semakin mendorong potensi perseroan mencetak pertumbuhan kinerja.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis lalu, 10 Juni 2021, harga batu bara Newcastle kontrak teraktif di bursa ICE naik 1,85 persen ke level US$ 126 per ton, level tertinggi batu bara sejak 2011. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga batu bara global naik 54,74 persen.

Lebih jauh, Srivastava menyatakan keyakinannya bahwa harga batu bara di masa mendatang akan tetap pada level yang jauh melebihi US$ 100 untuk sisa tahun ini. 

Bumi Resources sebelumnya dilaporkan membukukan kerugian pada kinerja 2020 akibat pandemi Covid-19. Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun lalu mencapai US$ 338,02 juta, berbanding terbalik dari perolehan tahun sebelumnya yang berhasill mencetak laba sebesar US$ 6,33 juta.

Bahkan perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar US$ 322,44 juta atau setara Rp 4,64 triliun dibandingkan dengan rugi sebelum pajak penghasilan pada 2019 sebesar US$ 19,01 juta.

Lebih lanjut, pendapatan perseroan sepanjang tahun lalu juga turun 28,95 persen menjadi US$ 790,44 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar US$ 698,52 miliar. Padahal di tahun 2019 dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya sebesar US$ 1,112,56 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar US$ 1,007,48 miliar.

Sementara itu, jika berdasarkan laporan perseroan sebelum penerapan PSAK 66, BUMI mencatatkan rugi bersih pada 2020 sebesar US$ 338,02 juta, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan laba bersih sebesar US$ 6,84 juta.

Sedangkan sebelum penerapan PSAK, Bumi Resources mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 20,91 persen menjadi US$ 3,68 miliar dari tahun sebelumnya yang mencetak pendapatan US$4,65 miliar.

Related Regular News: