
Indonesia disebut tengah mengalami krisis batu bara. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan hal ini adalah akibat dari kesalahan besar.
Erick pun mencopot Direktur Energi Primer PT PLN (persero) Rudy Hendra Prastowo karena krisis tersebut. Rudy digantikan oleh Hartanto Wibowo yang menurut Erick adalah top talent di PLN, demikian dikutip dari detikfinance. Menurut Erick, Indonesia kini adalah negara penghasil batu bara dan dinilai dapat memenuhi kebutuhan akan listrik.
Lantas, sebetulnya apa saja sih, manfaat dari batu bara?
Manfaat batu bara
Dikutip dari buku dan Batu Bara dan Pemanfaatannya karya Sukandarrumidi dan Hidup Hemat 3F tulisan Ristu Prastiwi dkk., pemanfaatan batu bara ada beberapa bentuk, di antaranya:
1. Pembangkit listrik
2. Digunakan pada pabrik semen
3. Briket batu bara untuk rumah tangga dan industri kecil
4. Ekspor di kawasan Asia
5. Bahan baku PLTU
Pada buku Batu Bara dan pemanfaatannta disebutkan, pemakaian batu bara di Indonesia utamanya adalah untuk pembangkit listrik dan pabrik semen. Sementara, penggunaan briket dimulai pada 1993 sebagai upaya antisipasi pengurangan pemakaian minyak tanah, solar, dan kayu bakar.
Pada sektor ekonomi, lapisan batu bara tebal memiliki nilai ekonomi tinggi. Endapan yang tebal ini dapat terjadi jika ada cekungan sedimentasi pada awal batu bara terbentuk, dasar cekungan mengakami proses tektonik dan mengalami penurunan dasar cekungan sedimentasi.
Korsel-Jepang kecam larangan ekspor batu bara
Pemerintah Indonesia memberlakukan larangan ekspor batu bara pada 1 Januari-31 Januari 2022. Korea Selatan dan Jepang pun mengecam hal ini karena permintaan akan komoditas tersebut tengah tinggi.
Dikutip dari CNN Indonesia, akibatnya Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korsel Yeo Han Koo mengadakan pertemuan virtual darurat bersama Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi.
Lutfi menyadari kekhawatiran Korsel dan mengatakan akan berupaya menyelesaikan masalah tersebut dengan lancar. Keduanya sepakat atas pentingnya kerja sama jaringan pasokan batu bara secara global. Korsel dan Indonesia juga menegaskan perlunya usaha bilateral untuk menjamin rantai pasokan yang stabil.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji sebelumnya juga mengirim surat pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif agar mencabut larangan itu. Sebab, beberapa pembangkit listrik dan manufaktur di negaranya bergantung dari ekspor dari Indonesia. Larangan ini dapat berdampak signifikan pada perekonomian dan aktivitas masyarakat Jepang.
Kenji mengatakan di Jepang kini kebutuhan energi tengah tinggi karena menghadapi musim dingin. Sehingga, dia menawarkan alternatif untuk tetap membuka ekspor batu bara jenis High Calorific Value (HCV) yang digunakan di negeri sakura.