
Coal India Ltd, perusahaan tambang batu bara terbesar di dunia, berencana akan mengekspor batu baranya ke negara tetangga.
Bila ini terjadi, maka artinya untuk kali pertama raksasa BUMN batu bara India ini menyuplai pasokan batu bara untuk pasar luar negeri, setelah berpuluh tahun hanya memasok kebutuhan dalam negeri.
Mengutip Reuters, Selasa (08/02/2022), BUMN batu bara India ini berencana melakukan ekspor ke negara tetangga seperti Bangladesh, Nepal dan Bhutan. Hal tersebut terungkap dari rancangan kebijakan yang dikirim ke Sekretaris Kementerian Batu Bara India dan ditinjau oleh Reuters, sebagai bagian dari kebijakan "mengutamakan negara tetangga" yang berupaya untuk melawan pengaruh China di Asia Selatan.
Namun demikian, rencana ekspor ini diperkirakan tidak akan terjadi pada tahun ini karena mempertimbangkan pasokan batu bara di dalam negeri yang saat ini masih dalam kondisi kritis.
"Kami idealnya ingin mulai mengekspor pada tahun keuangan ini (berakhir Maret 2022), jika bukan karena krisis energi," ungkap pimpinan Coal India Pramod Agrawal yang juga menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah untuk memenuhi permintaan domestik.
Berdasarkan proposal, "3% dari produksi tahunan Coal India akan dialokasikan secara terpisah untuk ekspor," dengan fokus utama mendorong perdagangan massal untuk jangka panjang.
Dorongan ekspor dipandang sebagai poros jangka panjang yang akan membantu Coal India mendiversifikasi aliran pendapatannya dan untuk mempererat hubungan India dengan sejumlah negara tetangga strategis yang penting.
Namun, proposal tersebut baru-baru ini dibayangi oleh kondisi kekurangan batu bara di India sendiri, yang berarti pengiriman pertama tidak mungkin dilakukan hingga akhir 2022, menurut Agrawal.
India yang bergantung pada batu bara untuk hampir tiga perempat pasokan listriknya, belum sepenuhnya pulih dari krisis yang memaksa terjadinya pemadaman listrik, yang berlangsung hingga 14 jam sehari di beberapa negara bagian utara.
Meskipun pasokan batu bara domestik telah meningkat, namun persediaan di hampir setengah dari pembangkit listrik yang beroperasi penuh di India berada di bawah 25% dari tingkat yang diamanatkan federal.
"Saya kira krisis energi di India tidak akan selesai sepenuhnya hingga setidaknya Oktober," kata Agrawal.
Coal India, yang memproduksi 80% batu bara India, berencana untuk meningkatkan produksi hingga 1 miliar ton pada tahun 2024.
India adalah produsen, konsumen dan importir batu bara terbesar kedua di dunia, setelah China.