
Sumber: https://www.beritasatu.com/ekonomi/928071/bps-kenaikan-harga-batu-bara-dorong-pertumbuhan-ekspor
Jakarta, Beritasatu.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pada April 2022 mencapai US$ 27,32 miliar atau naik 3,11% dibanding ekspor Maret 2022. Terdapat dua sektor yang mengalami penurunan dan dua sektor mengalami kenaikan nilai ekspor.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan nilai ekspor pertambangan dan lainnya mencapai US$ 6,41 miliar pada April 2022. Dibandingkan bulan sebelumnya, sektor ini mengalami pertumbuhan hingga 18,58% dan dibandingkan April 2021, tumbuh 182,48%. Sektor ini memberikan andil 23,45% pada ekspor April 2022.
Kenaikan harga komoditas berperan pada kinerja ekspor pertambangan dan lainnya. Komoditas yang berperan pada kinerja ekspor pertambangan adalah batu bara yang mengalami kenaikan harga 2,57% namun volume yang diekspor turun 9,46%.
“Kenaikan ekspor batu bara lebih disebabkan karena kenaikan harga karena volumenya pada bulan April ini mengalami penurunan,” ucap Margo dalam telekonferensi pers pada Selasa (17/5/2022).
Komoditas yang berperan pada kenaikan ekspor sektor pertambangan dan lainnya adalah bijih tembaga. Meskipun komoditas ini mengalami penurunan harga 0,68% tetapi secara volume terjadi peningkatan ekspor 45,20%.
Kenaikan ekspor sektor pertambangan dan lainnya diikuti oleh sektor migas. Margo mengatakan nilai ekspor migas mencapai US$ 1,43 miliar. Secara MTM terjadi kenaikan 2,01% dan seara YOY terjadi kenaikan 48,93%. Sektor migas memberikan andil 5,25% ke ekspor April 2022. Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor hasil minyak sebesar 32,64% menjadi US$ 610,0 juta, walaupun ekspor minyak mentah turun 23,69% menjadi US$ 111,8 juta dan gas turun 10,92% menjadi US$ 711,5 juta.
“Sektor migas ini naik 2,01% secara month to month karena ada peningkatan komoditas hasil minyak di mana volumenya pada April ini sudah meningkat dibandingkan Maret 2022,” kata dia.
Sementara itu, nilai ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai US$ 390 juta. Sektor ini memberikan andil 1,44% ke ekspor April 2022. Margo mengatakan sektor tersebut mengalami kontraksi 8,42% secara MTM namun meningkat 15,89% secara YOY. Dua komoditas yang menyebabkan kontraksi ekspor pada sektor ini yaitu kopi dan buah-buahan tahunan.
“Dua komoditas ini penyumbang terbesar menurunnya ekspor pada kelompok pertanian, kehutanan dan perikanan,” imbuh Margo.
Sedangkan nilai ekspor dari industri pengolahan US$ 19,09 miliar. Sektor ini mengalami kontraksi sebesar 0,89% secara MTM namun naik 27,92% secara YOY. Sektor ini memberikan andil terbesar ke ekspor keseluruhan pada April 2022 yaitu 69,86%.
“Kalau kita komoditas yang menyebabkan industri pengolahan ini menurun secara MTM adalah karena menurunnya komoditas barang perhiasan dan barang berharga serta komoditas nikel. Dua komoditas inilah penyumbang menurunnya ekspor di kelompok industri pengolahan,” pungkas Margo.