Sentimen Positif China Dikalahkan AS, Harga Batu Bara Ambruk

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20230329060514-17-425291/sentimen-positif-china-dikalahkan-as-harga-batu-bara-ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melandai setelah berlari kencang lima hari. Pada perdagangan kemarin, Selasa (28/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 192 per ton. Harganya melandai 1,54%.

Pelemahan ini memutus rally panjang harga batu bara yang berlangsung sepekan terakhir.

Sejak Selasa pekan lalu atau lima hari perdagangan terakhir, harga batu bara terus menggeliat dan dengan penguatan sebesar 11,4%.

Pelemahan harga batu bara justru terjadi di tengah kencangnya sentimen positif dari China.

Namun, aksi profit taking serta kabar buruk dari Amerika Serikat (AS) tak sanggup mengimbangi sentimen positif dari China. Harga pasir hitam tetap melemah.

Reuters melaporkan Tiongkok telah meningkatkan permintaan batu bara thermal. Impor batu bara thermal China pada kuartal I-2023 atau sepanjang Januari-Maret 2023 menembus 65,7 juta ton.

Jumlah tersebut melambung 81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pelabuhan di wilayah selatan China menjadi yang tersibuk yang melakukan bongkar muat batu bara.

Pelabuhan seperti Guangzhou, Qinzhou, Huizhou, dan Fangcheng melakukan bongkar muat sebanyak 13,2 juta ton batu bara.

Jumlah tersebut melonjak 90% dibandingkan periode yang sama pada 2022. Lonjakan impor China sejalan dengan mulai menggeliatnya industri mereka.

Kenaikan permintaan batu bara Tiongkok akan sangat menguntungkan Indonesia yang merupakan penyuplai terbesar batu bara thermal buat China.

Namun, aksi profit taking trader membuat sentimen positif dari China kurang berarti. Pelemahan batu bara juga disebabkan oleh kabar buruk dari AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan kontribusi pembangkit batu bara dalam produksi listrik AS terus mengecil.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah AS, produksi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) bahkan mengungguli batu bara.

Produksi listrik AS mencapai 4, 090 triliun kilowatthours (kWh) pada 2022. Dari jumlah sebanyak itu, pembangkit batu bara menyumbang 20%, turun dibandingkan 23% pada 2021.

Produksi listrik dari tenaga angin, matahari, dan air berkontribusi 21% pada produksi listrik AS tahun lalu. Jumlah tersebut naik dibandingkan pada 2021 yang tercatat sekitar 19%.

Kontribusi dari EBT diperkirakan akan terus meningkat sementara batu bara akan melandai ke 17% pada 2023. Produksi terbesar masih disumbang gas alam yakni sebesar 39% pada 2022 dan angkanya diperkirakan akan stabil pada tahun ini.

Ekspor batu bara dari AS juga terus menurun menjadi 84,8 juta short ton atau 76,2 juta ton pada 2022. Jumlah tersebut turun 0,35% dibandingkan pada 2021 yang tercatat 85,1 juta short ton atau 77,2 juta ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Related Regular News: