
Perhelatan Coaltrans Asia Conference 24 di Bali International Convention Centre (BICC) Bali 6 – 8 Mei 2018 dibuka dengan penyampaian sambutan kunci (keynote speech) oleh Pak Bambang Gatot Ariyono selaku Direktur Jendral Mineral dan Batubara mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya Pak Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan bahwa pemerintah mewajibkan perusahaan batubara untuk mempunyai AMDAL study, feasibility study dokumen yang jumlahnya itu harus sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk mendukung proyek kelistrikan 35.000 MW yang sedang digarap oleh PLN. Lalu Pak Dirjen Minerba menjelaskan, target produksi nasional tahun 2018 sebesar 461 juta ton dan target produksi menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 406 juta ton.
Tapi faktanya produksi batubara pada tahun 2018 berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) adalah 481 juta ton. Berarti ada fakta yang harus diharmonisasikan. Menurut beliau yang paling realistis adalah RKAB dan pasokan pasar domestiknya maksimal 25% dan itu berlaku untuk semua perusahaan. Saat ini, supply batubara ke pembangkit PLN banyak disupport oleh perusahaaan batubara besar yang berproduksi secara berkesinambungan dan sekarang lebih baik dalam proses pemenuhan batubara kepada PLN. Sementara itu rencana transfer kuota masih sedang dibicarakan karena diharuskan balance karena kepentingan pembeli yang tidak dapat memberikan kepastian terkait jumlah kuota dan penjual yang mempunyai karakteristik dan jumlah yang sesuai akan dicarikan solusi yang “win-win” atau solusi yang dapat diterima semua pihak.
Setelah menyampaikan keynote speech Pak Bambang Gatot A. memukul gong tanda dibukanya Coaltrans Asia Conferences yang didampingi oleh pihak Coaltrans dan Pak Pandu Sjahrir selaku ketua APBI-ICMA. Setelah itu pak Bambang melakukan booth tour kepada setiap peserta pameran tersebut, dan diakhiri dengan kunjungan di booth APBI-ICMA.