Diskusi Panel PT.Adaro Power, PT.PLN , PT Cirebon Power dan Ketua Harian APLSI dalam Coaltrans Asia 2018

Diskusi menarik terkait dengan penggunaan batubara untuk keperluan domestik berlangsung pada penghujung acara 24th Coaltrans Asia di hari pertama. Diskusi panel tersebut melibatkan beberapa ahli dan praktisi dalam industri ketenagalistrikan di Indonesia, yaitu Bpk. Harlen selaku Kepala Divisi Batubara PT PLN, Bpk. Dharma Djojonegoro selaku Deputi CEO PT Adaro Power, Bpk. Heru Dewanto selaku Presiden Direktur PT Cirebon Power, dan Bpk. Arthur Simatupang selaku Ketua Harian APLSI (Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia). Bapak Harlen memaparkan bahwa estimasi kebutuhan batubara untuk keperluan pembangkit listrik domestik adalah sebesar 89,75 juta ton. Sedangkan kebutuhan batubara untuk PT PLN sendiri diperkirakan sebesar 92 juta ton dan akan terus mengalami peningkatan menjadi 162 juta ton pada tahun 2027. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa harga batubara untuk keperluan domestik yang ditetapkan pada angka $70/ton telah banyak membantu PT PLN. PT PLN juga beharap bahwa kerjasama dengan para pelaku industri pertambangan batubara dapat terus berlangsung ke depannya untuk dapat menjamin pasokan batubara bagi pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Para panelis juga menegaskan bahwa batubara masih akan tetap menjadi sumber energi utama untuk kebutuhan pembangkit dikarenakan batubara masih merupakan sumber energi termurah apabila dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Namun mereka juga menjelaskan bahwa industri batubara sedang menghadapi tantangan serius dari para pemerhati lingkungan dan kesulitan dalam memperoleh pendanaan. Selain itu, pemerintah perlu memberikan kepastian terkait investasi di bidang ketenagalistrikan di mana kondisi Indonesia saat ini yang dinilai masih belum terlalu mendukung investasi dengan adanya perubahan kebijakan dan ketidakkonsistenan perencanaan sektor pembangkit listrik. Perubahan kebijakan bidang ketenagalistrikan pada tahun 2017 terlihat dari diterbitkannya 40 aturan baru. Sedangkan ketidakkonsistenan perencanaan pembangunan pembangkit listrik terlihat pada perubahan rencana pembangunan pembangkit listrik dari 78 GW, yang sesuai dengan RUPTL 2017 – 2026, menjadi 22 GW, sesuai dengan RUPTL 2018 – 2027.

Related Regular News: